Judul : Wajah dijendela
Pengarang : Emma fischel
Tebal buku : 140 hal
Sinopsis
:
Aku tidak akan masuk, pikir stan, namun foella
melangkah masuk. Stan mengikuti, tidak mampu membuat kakinya mematuhi
pikirannya.
Hari ini adalah hari yang membosankan dengan segala
sesuatu yang terjadi begitu biasa.salah satu percobaan foella mungkin akan
menhidupkan suasana.
“Ini hari
untuk pindah!” dad berkata sambil menyingkapkan selimut stan. “banyak yang harus dilakukan dan mulailah
SEKARANG!”
Sisa pagi itu dilalui dengan kesibukan. Dad berada
dimana-mana, menyalak, berteriak. Menyerbu kesemua ruangan sambil membawa
daftar tugas yang harus dilakukan.
Di tengah hari, Molehill Road nomor satu adalah
rumah yang bersinar dan tidak dapat dikenali lagi. Semua benda telah dikemas
dan siap untuk diangkut. Tidak ada yang dapat dilakukan lagi selain mengucapkan
selamat tinggal.
“Ayo kita pergi,” Dad berkata, sambil meremas pundak
stan. Mereka memandang untuk terakhir kalinya, lalu berjalan menuju pintu depan
dan menutupnya.
Dad memasukkan kunci mobil. Sekelompok kecil tetangga
sedang melambai kearah mereka.
Dua puluh menit kemuadian mereka berbelok menuju the
glades, sebuah jalanan yang penuh dengan rumah-rumah besar bergaya modern yang
semua terlihat sama. Nomor 40 adalah yang paling ujung, bentuknya juga sama
dengan yang lainnya.
Klik. Ia memutar kunci dan mereka masuk. Dad yang
pertama, lalu foella diikuti oleh stan.
“Mari kita ke atas,” kata Dad, mulai menaiki tangga.
Matanya menjelajahi kebun, hutan, sampai ke sebuah
rumah tua yang terlihat dari situ. Ia pernah melihat rumah itu sebelumnya,
namun hanya sekilas. Itu saat mereka pertama kali berkunjung ke the glades,
namun saat itu musim panas dan pepohonan menutupi bangunan itu sehingga yang
kelihatan hanya atap dan cerobong asap. Dad berakata bahwa tidak seorang pun tinggal
di sana. Rumah itu telah kosong selama bertahun-tahun.
Stan siap untuk tidur. Besok ia akan maminta Dad
untuk memasang tirai.
Stan dan foella menikmati sarapan tanpa bicara.
Stan memandang ke luar. Di balik hutan lebat,
ranting pohon yang lebat, ia dapat melihat rumah itu lagi. Dimana-mana ada
jendela, yang kecil dan gelap, seperti mata yang menatap melalui pohon-pohon.
Lalu stan melihat sesuatu yang lain. Ia menempelkan
hidungnya ke kaca jendela untuk melihat lebih dekat. Ya. Ia dapat melihat sesuatu.
Sebuah wajah. Ada sebuah wajah yang menatap ke luar melalui salah satu
jendel-jendela sempit, yang berbeda dengan lainnya, terletak dibagian atas
tepat di bawah atap.
Namun sesuatu memaksanya untuk menatap ke arah
jendela itu lagi. Sesuatu, ia tidak tahu apa, memaksanya.
Wajah itu masih di sana.
Itu adalah wajah seorang anak kecil, tidak ada yang
khusus, kecuali….
Gila. Anak itu pasti telah berdiri di depan jendela
itu paling tidak selama seratus tahun, mungkin lebih. Melalui hujan dan
pepohonan, ia dapat melihat wajah itu dengan jelas. Sangat jelas sehingga
seakan-akan ia dapat meraih dan menyentuhnya.
Namun lebih dari itu. Wajah itu tidak bergerak. Di
sana, tidak bergerak satu inci pun. Tidak berkedip maupun bernapas, tidak
menujukkan ekspresi apapun. Tidak ada apa-apa.
Wajah itu sepertinya menatap ke arah stan. Tidak
melihatnya, namun melihat menembus melalui dirinya. Tidak melihat apapun, hanya
menatap melalui jendela dengan mata yang menatap kosong. Tidak nyata, seperti
lukisan.
Lalu menghilang. Suatu saat wajah itu masih
menatapnya, detik berikutnya hilang. Stan merasa bahwa ia bahkan tidak
berkedip, namun ia meyakinkandiri bahwa iapasti telah mengedipkan matanya
ketika wajah itu menghilang.
Sesuatu yang aneh tampaknya membuatnya sulit
mengeluarkan bayangan itu dari kepalanya.
Ia mematikan lampu dan berbaring dalam gelap. Ia
menutup matanya, namun tidak mengantuk sama sekali. Pikirannya terus kembali
pada jendela di dekat atap dan wajah dengan tatapan kosong.
Stan meregangkan tubuhnya, lalu menguap. Ia
terbangun baru saja. Ia turun dari ranjang dan melihat ke luar jendela.hujan
telah reda dan langit terlihat cerah.
Ketakutan semakin bertambah sejak hilangnya Raymond
Golightly, sebelas tahun, pada sore kemarin.
“Lalu wajah
itu menghilang. Wuusss! Seperti itu?” ia melanjutkan. “Dan itu adalah wajah
Raymond Golightly, yang sekarang hilang.
Muncul ke arah the glades adalah sesosok mengerikan.
Tubuh setinggi enam kaki yang penuh otot : Colin ‘Crusher’ Armitage. Colin
Amitage si penghancur.
Dan kini ia sedang bersepeda menuju jalan di mana
Stan berdiri, makin dekat, dan makin dekat lagi.
Ia berlari melalui samping rumah menuju kebun
belakang.
“Stanley, Stanley Lampkin. Aku akan menemukanmu di
manapun kau berada,” terdengar teriakan Crusher.
Stan lari di kebun dengan kecepatan penuh. Napasnya
terengah-engah. Di ujung kebun ia merapat dip agar kayu. Tak ada tempat untuk
bersembunyi. Tak ada. Crusher akan menemukannya dalam beberapa detik.
Suara derak engsel memberitahukan bahwa Crusher
telah membuka gerbang rumahnya.
Tiba-tiba jalan setapak itu membelok ke kanan, namun
tepat di depannya terlihat gerbang besi. Apakah ada tempat untuk bersembunyi di
sana ? apakah ada orang di balik gerbang ? harus ada.
Dengan kelelahan ia menengok ke belakang, hanya
memastikan…
BRAK!
Ia menabrak sesuatu yang sekeras batu dengan
kecepatan penuh. Ia terbanting ke tanah dan berbaring di sana, wajahnya
menempel ke tanah.
Sebuah lempengan batu besar, sebagian tersembunyi di
semak-semak yang rimbun. Hampir kelihatan seperti sebuah batu nisan. Di atasnya
ada tulisan. Huruf-hurufnya terlihat jelas, tidak ada semak yang menutupinya
tidak ada yg tumbuh untuk menutupi kata-kata aneh itu :
DAN MEREKA YANG MENEMUKAN
KETAKUTAN DALAM KETAKUTAN
AKAN TERSESAT SELAMANYA
TERTUANG DALAM BATU
Stan mengusap matanya. Di balik lempengan batu, di
ujung hutan itu, terlihat sebuah sosok, sebuah patung. Wajahnya penuh dengan
ketakutan.
Pergilah
dari sana, kata
sebuah suara di kepala stan. Pergi dari
sana sebelum sesuatu terjadi.sesuatu di luar kendali. SEKARANG!
Lalu ia mulai berlari lebih kencang dan makin
kencang lagi, sampai ia tiba di gerbang besi di mana ia berhenti mendadak.
Rumah itu dalam kegelapan. Suara alam menambah
kesunyian. Stan tak bisa tidur.
Stan memejamkan matanya rapat-rapat. Ia tidak akan
melihat kea rah rumah itu. Ia bahkan tidak mau memikirnya, tidak sedikpun.
Ia turun dari ranjangnya dan berdiri di
tengah-tengah kamar, ia memandang ke jam dinding… setengah dua.
Lalu ia berbalik. Ia memandang melalui jendela yang
tak bertirai, menatap ke laur di balik hutan. Ada sesuatu di sana, sesuatu di
jendela atas.
Sebentuk wajah, tanpa ekspresi dan kosong. Sebentuk
wajah yang bersinar seolah-olah ada cahaya dari dalam, cahaya yang dingin.
Sebentuk wajah yang pucat, denagn mata yang menatap. Sebentuk wajah yang sangat
jelas. Sangat jelas sehingga hamper-hampir terlihat nyata.
Foella menemukannya di tempat Stan terjatuh pada
pagi hari.
“aku melihatnya lagi. Sebentuk wajah. Hanya saja itu
wajah Crusher. Di jendela. Hanya menatap. Aku melihatnya lagi! Bukan Raymond
Golightly, tapi Crusher.”