Sabtu, 21 Februari 2015

Sinopsis Novel yang berjudul "Wajah Dijendela"

Judul  : Wajah dijendela
Pengarang : Emma fischel
Tebal buku : 140 hal
Sinopsis :
Aku tidak akan masuk, pikir stan, namun foella melangkah masuk. Stan mengikuti, tidak mampu membuat kakinya mematuhi pikirannya.
Hari ini adalah hari yang membosankan dengan segala sesuatu yang terjadi begitu biasa.salah satu percobaan foella mungkin akan menhidupkan suasana.
 “Ini hari untuk pindah!” dad berkata sambil menyingkapkan selimut stan.     “banyak yang harus dilakukan dan mulailah SEKARANG!”
Sisa pagi itu dilalui dengan kesibukan. Dad berada dimana-mana, menyalak, berteriak. Menyerbu kesemua ruangan sambil membawa daftar tugas yang harus dilakukan.
Di tengah hari, Molehill Road nomor satu adalah rumah yang bersinar dan tidak dapat dikenali lagi. Semua benda telah dikemas dan siap untuk diangkut. Tidak ada yang dapat dilakukan lagi selain mengucapkan selamat tinggal.
“Ayo kita pergi,” Dad berkata, sambil meremas pundak stan. Mereka memandang untuk terakhir kalinya, lalu berjalan menuju pintu depan dan menutupnya.
Dad memasukkan kunci mobil. Sekelompok kecil tetangga sedang melambai kearah mereka.
Dua puluh menit kemuadian mereka berbelok menuju the glades, sebuah jalanan yang penuh dengan rumah-rumah besar bergaya modern yang semua terlihat sama. Nomor 40 adalah yang paling ujung, bentuknya juga sama dengan yang lainnya.
Klik. Ia memutar kunci dan mereka masuk. Dad yang pertama, lalu foella diikuti oleh stan.
“Mari kita ke atas,” kata Dad, mulai menaiki tangga.
Matanya menjelajahi kebun, hutan, sampai ke sebuah rumah tua yang terlihat dari situ. Ia pernah melihat rumah itu sebelumnya, namun hanya sekilas. Itu saat mereka pertama kali berkunjung ke the glades, namun saat itu musim panas dan pepohonan menutupi bangunan itu sehingga yang kelihatan hanya atap dan cerobong asap. Dad berakata bahwa tidak seorang pun tinggal di sana. Rumah itu telah kosong selama bertahun-tahun.
Stan siap untuk tidur. Besok ia akan maminta Dad untuk memasang tirai.
Stan dan foella menikmati sarapan tanpa bicara.
Stan memandang ke luar. Di balik hutan lebat, ranting pohon yang lebat, ia dapat melihat rumah itu lagi. Dimana-mana ada jendela, yang kecil dan gelap, seperti mata yang menatap melalui pohon-pohon.
Lalu stan melihat sesuatu yang lain. Ia menempelkan hidungnya ke kaca jendela untuk melihat lebih dekat. Ya. Ia dapat melihat sesuatu. Sebuah wajah. Ada sebuah wajah yang menatap ke luar melalui salah satu jendel-jendela sempit, yang berbeda dengan lainnya, terletak dibagian atas tepat di bawah atap.
Namun sesuatu memaksanya untuk menatap ke arah jendela itu lagi. Sesuatu, ia tidak tahu apa, memaksanya.
Wajah itu masih di sana.
Itu adalah wajah seorang anak kecil, tidak ada yang khusus, kecuali….
Gila. Anak itu pasti telah berdiri di depan jendela itu paling tidak selama seratus tahun, mungkin lebih. Melalui hujan dan pepohonan, ia dapat melihat wajah itu dengan jelas. Sangat jelas sehingga seakan-akan ia dapat meraih dan menyentuhnya.
Namun lebih dari itu. Wajah itu tidak bergerak. Di sana, tidak bergerak satu inci pun. Tidak berkedip maupun bernapas, tidak menujukkan ekspresi apapun. Tidak ada apa-apa.
Wajah itu sepertinya menatap ke arah stan. Tidak melihatnya, namun melihat menembus melalui dirinya. Tidak melihat apapun, hanya menatap melalui jendela dengan mata yang menatap kosong. Tidak nyata, seperti lukisan.
Lalu menghilang. Suatu saat wajah itu masih menatapnya, detik berikutnya hilang. Stan merasa bahwa ia bahkan tidak berkedip, namun ia meyakinkandiri bahwa iapasti telah mengedipkan matanya ketika wajah itu menghilang.
Sesuatu yang aneh tampaknya membuatnya sulit mengeluarkan bayangan itu dari kepalanya.
Ia mematikan lampu dan berbaring dalam gelap. Ia menutup matanya, namun tidak mengantuk sama sekali. Pikirannya terus kembali pada jendela di dekat atap dan wajah dengan tatapan kosong.
Stan meregangkan tubuhnya, lalu menguap. Ia terbangun baru saja. Ia turun dari ranjang dan melihat ke luar jendela.hujan telah reda dan langit terlihat cerah.
Ketakutan semakin bertambah sejak hilangnya Raymond Golightly, sebelas tahun, pada sore kemarin.
 “Lalu wajah itu menghilang. Wuusss! Seperti itu?” ia melanjutkan. “Dan itu adalah wajah Raymond Golightly, yang sekarang hilang.
Muncul ke arah the glades adalah sesosok mengerikan. Tubuh setinggi enam kaki yang penuh otot : Colin ‘Crusher’ Armitage. Colin Amitage si penghancur.
Dan kini ia sedang bersepeda menuju jalan di mana Stan berdiri, makin dekat, dan makin dekat lagi.
Ia berlari melalui samping rumah menuju kebun belakang.
“Stanley, Stanley Lampkin. Aku akan menemukanmu di manapun kau berada,” terdengar teriakan Crusher.
Stan lari di kebun dengan kecepatan penuh. Napasnya terengah-engah. Di ujung kebun ia merapat dip agar kayu. Tak ada tempat untuk bersembunyi. Tak ada. Crusher akan menemukannya dalam beberapa detik.
Suara derak engsel memberitahukan bahwa Crusher telah membuka gerbang rumahnya.
Tiba-tiba jalan setapak itu membelok ke kanan, namun tepat di depannya terlihat gerbang besi. Apakah ada tempat untuk bersembunyi di sana ? apakah ada orang di balik gerbang ? harus ada.
Dengan kelelahan ia menengok ke belakang, hanya memastikan…
BRAK!
Ia menabrak sesuatu yang sekeras batu dengan kecepatan penuh. Ia terbanting ke tanah dan berbaring di sana, wajahnya menempel ke tanah.
Sebuah lempengan batu besar, sebagian tersembunyi di semak-semak yang rimbun. Hampir kelihatan seperti sebuah batu nisan. Di atasnya ada tulisan. Huruf-hurufnya terlihat jelas, tidak ada semak yang menutupinya tidak ada yg tumbuh untuk menutupi kata-kata aneh itu :
DAN MEREKA YANG MENEMUKAN
KETAKUTAN DALAM KETAKUTAN
AKAN TERSESAT SELAMANYA
TERTUANG DALAM BATU
Stan mengusap matanya. Di balik lempengan batu, di ujung hutan itu, terlihat sebuah sosok, sebuah patung. Wajahnya penuh dengan ketakutan.
Pergilah dari sana, kata sebuah suara di kepala stan. Pergi dari sana sebelum sesuatu terjadi.sesuatu di luar kendali. SEKARANG!
Lalu ia mulai berlari lebih kencang dan makin kencang lagi, sampai ia tiba di gerbang besi di mana ia berhenti mendadak.
Rumah itu dalam kegelapan. Suara alam menambah kesunyian. Stan tak bisa tidur.
Stan memejamkan matanya rapat-rapat. Ia tidak akan melihat kea rah rumah itu. Ia bahkan tidak mau memikirnya, tidak sedikpun.
Ia turun dari ranjangnya dan berdiri di tengah-tengah kamar, ia memandang ke jam dinding… setengah dua.
Lalu ia berbalik. Ia memandang melalui jendela yang tak bertirai, menatap ke laur di balik hutan. Ada sesuatu di sana, sesuatu di jendela atas.
Sebentuk wajah, tanpa ekspresi dan kosong. Sebentuk wajah yang bersinar seolah-olah ada cahaya dari dalam, cahaya yang dingin. Sebentuk wajah yang pucat, denagn mata yang menatap. Sebentuk wajah yang sangat jelas. Sangat jelas sehingga hamper-hampir terlihat nyata.
Foella menemukannya di tempat Stan terjatuh pada pagi hari.

“aku melihatnya lagi. Sebentuk wajah. Hanya saja itu wajah Crusher. Di jendela. Hanya menatap. Aku melihatnya lagi! Bukan Raymond Golightly, tapi Crusher.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar